- Pegipegi akan berfokus pada memperkuat pasar di luar Jabodetabek.
- Sejumlah optimalisasi aplikasi mobile Pegipegi juga menjadi fokus mereka.
Lima tahun jelas bukanlah waktu yang singkat bagi startup booking travel dan hotel seperti Pegipegi. Startup bentukan tiga perusahaan asal Indonesia dan Jepang yang berdiri sejak Mei 2012 ini berhasil mengarungi setengah dekade eksistensi di tengah persaingan dengan kompetitor langsung dan tidak langsung.
Sejumlah inovasi pun telah diperkenalkan kepada konsumen, mulai dari penambahan fitur tiket kereta api, hingga jalinan kemitraan bersama puluhan hingga ribuan penyedia layanan hotel lainnya. Langkah penambahan produk ini menurut CEO Pegipegi, Takeo Kojima telah berbuah angka pertumbuhan dua ratus persen bagi perusahaannya dalam kurun waktu setahun terakhir.
Meskipun demikian, Takeo merasa masih kurang puas dengan pencapaian layanan besutannya selama lima tahun ini. Oleh karenanya, di tahun 2017 ia mengungkapkan bahwa pihaknya sedang tengah mengupayakan tiga fokus strategi untuk membuat Pegipegi tetap relevan menghadapi persaingan booking travel di tahun 2017.
Strategi perkuat brand awareness di luar daerah Jabodetabek
Kepada Tech in Asia Indonesia, Takeo menyadari kurangnya awareness dari masyarakat atas keberadaan Pegipegi yang telah lima tahun berkecimpung di layanan booking dan travel Indonesia. Meskipun engagement terbilang cukup tinggi, namun Pegipegi merasa bahwa sejauh ini awareness mereka hanya kuat di wilayah Jabodetabek saja, dan belum terlalu kuat di luar daerah.
Untuk itu, ke depannya pihaknya akan memperbanyak aktivitas pemasaran Pegipegi di sejumlah outlet media offline, mulai dari iklan TV, billboard, dan sebagainya, terutama untuk wilayah di luar Jabodetabek.
“Dibandingkan tahun lalu, 2017 ini kami memperkirakan akan memperbesar strategi pemasaran hingga lima kali lipat,” tambah Deputy CEO Pegipegi Ryan Kartawidjaya.
Di samping offline, Pegipegi juga tidak melupakan kebutuhan marketing lainnya seperti penggunaan media sosial dan konten video. Dengan bantuan perwakilan kantor di empat kota besar Indonesia yakni Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali, strategi ini diharapkan dapat membantu mereka untuk merangkul lebih banyak user lagi, terutama mereka yang berada di daerah.
Maksimalkan pengembangan produk sesuai kemauan user
Di samping strategi pemasaran untuk memperkuat brand, Pegipegi tahun ini juga berfokus untuk meningkatkan user experience mereka dan mengembangkan aplikasi mereka supaya lebih baik lagi. Pegipegi sendiri dikenal tidak hanya menyediakan customer service via telepon dan e-mail saja, tetapi juga melalui berbagai macam platform seperti WhatsApp dan BBM agar lebih sigap menjawab kebutuhan pelanggan
Untuk pengembangan aplikasi mobile, Pegipegi saat ini telah meningkatkan akurasi layanan opsi pencarian hotel mereka, baik untuk wilayah domestik, maupun internasional. Saat tulisan ini dipublikasikan, aplikasi Pegipegi telah memasuki versi 1.10.0 dan telah diunduh jutaan pengguna Android.
“Di luar aplikasi kami saat ini tengah melakukan survey, A-B testing, dan juga peningkatan mutu kualitas layanan lainnya” tutup Takeo.
PegiPegi di tahun 2017 mengalami persaingan yang cukup ketat dari sejumlah kompetitor online travel agent (OTA) lainnya seperti Traveloka, Nusatrip, Agoda, dan Tiket yang baru-baru ini telah diakuisisi secara penuh oleh Blibli. Tak hanya kompetisi dari pihak pelaku OTA saja, layanan pemesanan transportasi sendiri juga mulai sesak dengan keputusan pelaku e-commerce seperti Tokopedia yang juga mulai melayani penjualan tiket kereta api.
Klien VOPB:
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar